Tenaga untuk menggerakkan kendaraan, sehingga dapat bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain, diperoleh dari daya yang dihasilkan oleh mesin. Kelemahan tenaga mesin dapat dilihat dari beberapa indikator, yaitu kecepatan maksimumnya, daya angkut kendara-an, daya tanjak kendaraan, dan kemampuan akselerasi kendaraan. Kendaraan yang daya mesinnya menurun, biasanya tidak akan dapat mencapai kecepatan maksimal seperti biasanya, meskipun handel gas telah dibuka maksimum. Penurunan daya mesin juga dapat dilihat dari daya angkut maksimumnya juga berkurang, dan yang paling terasa yaitu saat kendaraan dipergunakan didaerah tanjakan. Penurunan daya mesin ini ditandai dengan penggunaan gigi transmisi yang lebih rendah, dan indikator yang lainnya akselerasi kendaraan berkurang.

Kelemahan daya mesin pada kendaraan, ada dua kemungkinan. Kemungkinan pertama karena mesinnya, dan kemungkinan kedua karena mekanisme pemindahan tenaga sampai ke roda penggerak kendaraan. Atau dengan kata lain, dua kemungkinan tersebut berasal dari sumber tenaganya, dan kemungkinan kedua karena mekanisme pemindah tenaganya. Kemungkinan pertama yaitu sumber tenaga atau mesinnya. Kelemahan tenaga mesin dapat disebabkan oleh berberapa faktor, yaitu tekanan kompresi, sistem pengapian, dan mekanisme katup. Pengaruh tekanan kompresi terhadap tenaga mesin, seperti telah dijelaskan pada bagian-bagian sebelumnya. Di samping tekanan kompresi merupakan modal dasar tekanan akhir proses pembakaran, sehingga penurunan tekanan kompresi akan menurunkan juga tekanan akhir pembakaran. Hal ini berarti penurunan tenaga mesin atau tenaga mesin melemah. Di samping itu, penurunan tekanan kompresi akan berpengaruh juga terhadap kualitas proses pembakaran baik kuantitas bahan bakar yang terbakar, maupun waktu pembakaran yang lebih lama. Kuantitas bahan bakar yang terbakar akan menentukan kuantitas kalor yang dihasilkan. Semakin banyak bahan bakar yang terbakar akan semakin banyak pula jumlah kalor yang dihasilkan, dan demikian pula sebaliknya. Sehingga penurunan tekanan kompresi, akan menyebabkan berkurangnya jumlah bahan bakar yang terbakar. Hal ini berarti berkurangnya jumlah panas hasil pembakaran, sehingga tenaga mesin juga ikut berkurang. Tekanan kompresi akan menentukan besarnya temperatur udara yang dikompresikan. Temperatur udara ini berkaitan dengan proses penguapan bahan bakar, sehingga penurunan tekanan kompresi akan menyebabkan bertambahnya waktu yang diperlukan untuk menguapkan bahan bakar. Pertambahan waktu ini akan menyebabkan sejumlah bahan bakar terbakar sesudah batas akhir proses pembakaran yang ditentukan yaitu sekitar 13 ~ 15 derajad sesudah TMA. Kondisi ini berarti terdapat sejimlah bahan bakar, tidak atau kurang dapat meningkatkan tekanan maksimum didalam silinder. Dengan demikan tenaga mesin akan menurun atau lemah.

Faktor kedua yang diduga berpengaruh terhadap besarnya tenaga mesin adalah sistem pengapian. Pengaruh sistem pengapian, terletak pada besarnya bunga api dan timing ignitionnya. Bunga api yang dihasilkan oleh sistem pengapian berfungsi untuk memulai proses pembakaran bahan bakar didalam silinder. Apabila bunga api yang dihasilkan besar, maka waktu yang diperlukan untuk proses pembakaran akan memenuhi syarat, sebaliknya apabila besarnya bunga api kecil maka waktu proses pembakaran akan lama. Kondisi ini akan menyebabkan sebagian bahan bakar, terbakar sesudah saat akhir pembakaran yang ditentukan. Faktor-faktor yang menentukan besarnya bunga api yang dihasilkan adalah, kondisi platina, kondisi kondensator, ukuran dwell, battery, coil, busi, dan kondisi sambungan dan kabel-kabelnya.

Di samping itu kemungkinan bunga api yang dihasilkan sistem pengapian memenuhi syarat, namun apabila saat pengapian atau timing ignitionnya tidak tepat maka tenaga yang dihasilkan mesin juga tidak optimal. Oleh karena itu timing ignition perlu diperiksa dalam kaitannya dengan kelemahan tenaga mesin. Penjelasan rasionalnya untuk sistem pengapian ini dapat dibaca pada halaman 24 dan 26.

Mekanisme katup juga akan berpengaruh terhadap tenaga mesin. Kasus-kasus yang disebabkan oleh mekanisme katup adalah ketidak tepatan valve timing, pembukaan katup, dan kebocoran katup. Valve timing behubungan dengan ketepatan siklus tertutup pada motor bensin. Ketidak tepatan valve timing akan menyebabkan siklus mesin tidak maksimal, sehingga tenaga yang dihasilkan juga tidak maksimal. Beberapa faktor yang menyebabkan adalah konstruksi cam shaft, dan clearance katup. Pembukaan katup dalam hal ini berhubungan dengan tinggi angkat nok. Berkurangnya pembukaan disebabkan karena keausan nok, dan berkurangnya tinggi angkat ini akan menyebabkan bertambah-nya hambatan laluan gas, baik gas baru maupun gas buang. Hambatan gas baru berakibat pada menurunnya rendamen volumetrik, sedangkan hambatan gas buang menyebabkan tidak bersihnya ruang bakar dari gas buang. Sisa gas buang ini akan berpengaruh pada proses pembakaran berikutnya. Sedangkan kebocoran katup akan menurunkan besarnya tekanan kompresi, dan pengaruhnya seperti telah dijelaskan di atas.

Faktor yang berasal dari luar mesin atau mekanisme pemindah tenaga, satu-satunya adalah kondisi kopling. Apabila kopling sudah slip, maka biarpun tenaga motor besar pemindahannya tidak maksimal. Kondisi ini dapat dirasakan tenaga mesinnya berkurang. Untuk kasus ini sebenarnya sangatlah mudah untuk diidentifikasi, yaitu dengan mengakselerasi kendaraan, maka akan terdengar suara mesin yang mengeras namun tidak sejalan dengan laju kendaraan. Kondisi slip kopling yang paling parah, untuk menggerakan kendaraanpun mesin tidak mampu. Sebab tenaga mesin tidak tersalurkan sama sekali, kemekanik pemindah tenaga seperti transmisi sampai dengan roda penggerak.

 

Lihat juga tautan berikut ini :